CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS
CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak unggas merupakan aset nasional yang
turut menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan
meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan
dengan produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini
mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan
yang sangat penting, karena digemari dan
banyak dikenal oleh masyarakat
Ternak
unggas merupakan jenis - jenis yang dibudidayakan untuk tujuanproduksi sebagai
penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat danmemiliki nilai
ekonomis bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenisunggas memberikan
keuntungan antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati danpuyuh
Tulang bagian tubuh atau organ dari suatu
individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang
merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola
bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari
puluhan atau ratusan tulang (Erna, 2013).
Tulang
bagian dari tubuh yang menyusun bagian-bagian sendi pada tubuh sebagai
tumpuan. Tulang juga merupakan alat gerak yang pasif yang terdapat dibagian
persendian. Pada tubuh tulang berjumlah 300 disaat usia bertambah tulang akan
mengalami fusi berjumlah 206. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam
susunan yang teratur. Tulang
bersifat keras pada tubuh, tulang keras memiliki fungsi Menjaga organ lunak didalamnya, membantu
aktvitas manusia dalam kerja berat, melekatnya otot sebagai
saluran pembuluh darah dan lemak, (Tim Dosen, 2016)
Susunan tulang yang membentuk rangka keras dan seekor hewan
dinamakan Skeleton. Tulang terbagi atas beberapa bagian yaitu tulang
panjang (Ossa longa), tulang pipih (Ossa plana), tulang pendek (Ossa
brevia), tulang berbentuk tak teratur (Ossa irregularia),
(Frandson,1992).
Telur
sebagai pangan padat gizi, karenanya telur merupakan sumber protein hewani,
sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral. Telur sangat baik
untuk anak-anak dan orang dewasa, penderita diabetes (kencing manis) dan wanita
yang ingin sehat dan langsing. Kulit telur sangat mudah pecah, retak dan tidak
dapat menahan tekanan mekanisme yang besar, sehingga telur tidak dapat
diperlakukan secara kasar pada suatu wadah. Telur tidak mempunyai bentuk
ukuran yang sama besar sehingga bentuk ellipsnya memberikan masalah untuk penanganan
secara mekanisme dalam suatu sistem yang kontinyu. Udara kelembaban
relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama kuning telur dan putih
telurnya dan menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan
bakteriologis. Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi kenampakan luar
berpengaruh dalam penjualan telur terutama mempengaruhi harganya.
Berdasarkan
uraian diatas maka di lakukan praktikum ini untuk mengetahui dan mengukur
tulang penyusun tubuh unggas dan untuk mengetahui dan mengukur bagian-bagian
telur.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai
berikut
1. Bagaimana cara mengetahui dan mengukur tulang penyusun tubuh unggas ?
2. Bagaimana caramengetahui dan
mengukur bagian-bagian telur?
C.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut
1. Untuk mengetahui dan mengukur tulang penyusun tubuh unggas.
2. Untuk mengetahui dan mengukur bagian-bagian telur.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Gambaran Umum Sistem Kerangka Ternak Unggas
1. Ayam
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel
yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat
ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang
bagi unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan.
Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan
terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap
.Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga).
Rongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung
dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap, hal ini merupakan
suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka
oleh para pemburu (Anonim 2013).
Kerangka ayam berfungsi membentuk kekuatan
kerja untuk menyokong tubuh, tempat pertautan otot, melindungi organ-organ
vital, tempat diproduksi sel darah merah dan sel darah putih pada sumsum,
membantu pernapasan dan meringankan tubuh saat terbang (Anonim, 2013).
Kerangka dari unggas kompak, ringan beratnya
dan sangat kuat. Susunan pada tulang memiliki partikel yang padat dengan bobot
yang ringan dan kuat. Sehingga beberapa unggas mampu untuk terbang atau
berenang seperti pada unggas air (Akoso, 1993).
Sistem Kerangka ayam terdiri dari tulang
kepala, tulang leher, tulang sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang.
Sistem kerangka berfungsi menjaga bentuk tubuh, menyanggah daging, melindungi
organ vital dan sebagai alat gerak. Pembentukan kerangka tubuh ayam (frame
size) untuk ayam broiler breeder
sangat penting, hal ini sangat bekaitan dengan postur tubuh dan tingkat
produktifitas ayam. Kerangka tubuh ayam harus kokoh dan bentuknya proporsional.
Ayam yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan (frame size) standar strain yang ada, akan menghasilkan produktifitasnya
rendah (Fadillah, 2007).
Menurut Tim Dosen (2016), menyatakan bahwa
sistem kerangka tulang unggas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Ossa trunci
2.
Ossa extremitates (alat gerak)
a.
Axtremitax anterior/superior
(sayap)
b.
Axtremitax superior (kaki)
3.
Ossa crania (tulang-tulang
kepala)
2.
Itik
Itik
memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa
burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang
punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut
membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup
kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap (Akoso, 1993).
Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah
bersifat pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem
pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk
bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah
diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua
belas persen struktur tulang pada itik adalah tipe tulang meduler yang unik.
Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur
berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai
suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya
rendah (Blakely and Bade, 1991).
Kerangka itik yang diamati
bagian-bagiannya terdiri dari mandible, incisive, nasal, lacrimal, quadrate,
occipital, atlas, epistropheus, humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges,
clavicle, coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis, pygostyle, femur,
patella, fibula, tibia dan metatarsus.
Kerangka
itik. Itik memiliki banyak macam tulang yang berongga (tulang pneumatik) yang
berhubungan dengan sistem pernafasan. Macam-macam tulang pada itik, seperti
tengkorak, tulang lengan, tulang selangka, tulang pinggang dan tulang kemudi
dengan tulang pernafasan.
Kerangka unggas berbeda jauh dengan mamalia. Kerangka burung tidak hanya
disesuaikan untuk terbang, tetapi burung dan mamalia memiliki hubungan
kekerabatan yang jauh. Tengkorak mempunyai mata orbit yang sangat luas dan
sebuah rongga tengkorak yang kecil. Leher yang panjang terdiri dari 14 tulang
leher dan tulang atlas yang berbentuk seperti cincin. Enam tulang dada dapat
bergerak dengan bebas, tetapi tulang dada yang terakhir disatukan pada synsacrum.
Synsacrum adalah penyatuan panjang dari lajur tulang yang terdiri dari 7
tulang dada, 14 tulang lumbosacral, dan tulang tungging pertama. Mereka bebas
dan bergerak meskipun tulang yang terakhir dibentuk dalam tiga sisi tulang
piramida yang disebut pygostyle.
Tulang
rusuk ada 7, yang pertama dan kedua bebas sedangkan yang lima menempel pada
sternum. Cortal cartilages pada itik tidak ada. Tulang rusuk kedua
sampai keenam masing-masing mempunyai sebuah proses palapasan yang saling
melengkapi tulang rusuk berikutnya. Tulang dada sangat luas sekali, mempunyai
sebuah punggung bukit yang sangat menyolok di tengah. Carina yang meningkat
adalah daerah yang ada untuk pelengkap otot terbang. Permukaan belakang tulang
dada yang berkembang adalah cekung, dan itu dibentuk oleh dasar tulang dada
secara terus-menerus dan rongga perut.
Tulang dari seperempat depan adalah
perubahan besar untuk membentuk sayap. Daerah humerus adalah perluasan
permukaan radius dan ulna. Carpal metacarpal dan jari tangan direduksi
membentuk sebuah unit kerangka kaku untuk meninggalkan bulu-bulu terbang
primer. Ada 3 jari tangan pada sayap yang setara dengan 2, 3, dan 4 pada hewan
lain. Sayap bersambung dengan celah-celah rongga, yang diperkuat oleh persatuan
tiga tulang yaitu scapula, coracoid, dan clavicle.
Tubuh unggas pada saat terbang tergantung dari sayapnya pada tulang sendi bahu, karenanya lebih banyak sandaran rumit untuk rongga celah. Pada unggas, kaki menunjukkan banyak penyesuaian diri. Daerah femur, fibula diturunkan meninggalkan tulang tibia sebagai tulang mayor. Tulang proksimal tarsal disatukan dan berakhir pada tibia untuk menambah panjangnya dan pada sekeliling unit kerangka disebut tibiatarsus (Swatland,1984).
Tubuh unggas pada saat terbang tergantung dari sayapnya pada tulang sendi bahu, karenanya lebih banyak sandaran rumit untuk rongga celah. Pada unggas, kaki menunjukkan banyak penyesuaian diri. Daerah femur, fibula diturunkan meninggalkan tulang tibia sebagai tulang mayor. Tulang proksimal tarsal disatukan dan berakhir pada tibia untuk menambah panjangnya dan pada sekeliling unit kerangka disebut tibiatarsus (Swatland,1984).
Daerah tulang tarsal digabungkan ke
dalam proksimal diakhiri tulang tunggal tarsus metatarsus yang juga termasuk
penggabungan metatarsal 2, 3, dan 4. Empat jari tangan membentuk kuku pada
burung. Jari pertama langsung ke belakang sedangkan jari 2, 3, dan 4 ke depan.
Adaptasi ini memungkinkan burung dapat bertengger. Illium disatukan pada
synsacrum, dimana disatukan di tengah. Tulang pubis terpisah dan rancangannya
terbalik sebagai tangkai-tangkai tipis. Struktur terbuka dari pelvis
memungkinkan perjalanan telur dari rongga perut. Illium, ischium, dan
pubissemuanya memperbesar acetabulum tetapi illium membentuk lebih dari
setengah persendian dan dasarnyabermembran (Swatland, 1984).
Sunsum tulang terdapat dalam tulang
kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta,
tulang belikat, dan kuku. Anak itik sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10
hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum.
Tulang-tulang ini pada itik liar menghasilkan kalsium yang cukup untuk
membentuk kerabang bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelurrendah(Akoso,1993).
Timbunan kalsium tulang itik betina
piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila
kandungan kalsium rendah, maka setelah itik bertelur kurang lebih 6 butir, akan
kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso,1993).
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Jenis praktikum ini adalah
praktikum kualitik yang terdiri dari siatem kerangka unggas, bagian dan tipe
bulu pada unggas, system organ, system pencernaan, system pernapasan, dan
system reproduksi. Dilaksanakan pada hari Selasa, 08 November 2014, Pukul 14.00 Wita – Selesai Tempat
Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
B.
Alat
dan bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah gunting, pinset dan cutter atau pisau.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah Ayam Petelur (Gallus gallus domesticus), kerangka dan air.
C.
Prosedur
kerja
1.
Bagian Sistem Kerangka
a.
Menyediakan kerangka ayam (Gallus gallus domesticus)
b.
Mengamati bagian-bagian
kerangka ayam (Gallus gallus domesticus)
2.
Bagian Anatomi
a.
Menyediakan 1 ekor ayam (Gallus gallus domesticus) yang telah dibedah
b.
Mengamati bagian-bagian
anatomi pada ayam (Gallus gallus domesticus)
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Gambar kerangka ayam
1. Sistem Kerangka Unggas
a.
Gambar
literatur
Sumber :
b.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
2.
Gambar kerangka
itik
a.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
b.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
3.
Gambar telur
1.
Ayam kampung
a.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
b.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
2.
Ayam ras
a.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
b.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
3.
Itik
a.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
a.
Gambar asli
Sumber :
laboratorium teknologi hasil ternak universitas islam negeri alauddin Makassar
2016.
Table
pengamatan kerangka ayam
No
|
Bagian-bagian tulang
|
Ukuran
|
1
|
Os Premaxilla
|
|
2
|
Os
Mandibula
|
|
3
|
Os
Nasal
|
|
4
|
Os Fromtale
|
|
5
|
Os
Occipitale
|
|
6
|
Os
Kuadrate
|
|
7
|
Os
Cervicalis
|
|
8
|
Os
Digiti II
|
|
9
|
Os
Metacarpus
|
|
10
|
Os
Ulna
|
|
11
|
Os
Radius
|
|
12
|
Os
Humerus
|
|
13
|
Os
Toracalis
|
|
14
|
Os
Scapula
|
|
15
|
Os
Costae
|
|
16
|
Os
Prosessus Uncinatus
|
|
17
|
Os
Ilium
|
|
18
|
Os
Ischium
|
|
19
|
Os
Pubis
|
|
20
|
Os
Pygostyle
|
|
21
|
Os
Elavikula
|
|
22
|
Os Caorocoideus
|
|
23
|
Os Sternum
|
|
24
|
Os
Tibula
|
|
25
|
Os Fibia
|
|
26
|
Os
Metatarsius
|
|
27
|
Os
Digiti Pedis
|
|
Sumber:
Hasil pengamatan kerangka itik
No
|
Bagian-bagian tulang
|
Ukuran
|
1
|
Os
Premaxilla
|
|
2
|
Os
Mandibula
|
|
3
|
Os
Nasal
|
|
4
|
Os Fromtale
|
|
5
|
Os
Occipitale
|
|
6
|
Os
Kuadrate
|
|
7
|
Os
Cervicalis
|
|
8
|
Os
Digiti II
|
|
9
|
Os
Metacarpus
|
|
10
|
Os
Ulna
|
|
11
|
Os
Radius
|
|
12
|
Os
Humerus
|
|
13
|
Os
Toracalis
|
|
14
|
Os
Scapula
|
|
15
|
Os
Costae
|
|
16
|
Os
Prosessus Uncinatus
|
|
17
|
Os
Ilium
|
|
18
|
Os
Ischium
|
|
19
|
Os
Pubis
|
|
20
|
Os
Pygostyle
|
|
21
|
Os
Elavikula
|
|
22
|
Os Caorocoideus
|
|
23
|
Os Sternum
|
|
24
|
Os
Tibula
|
|
25
|
Os Fibia
|
|
26
|
Os Metatarsius
|
|
27
|
Os
Digiti Pedis
|
|
Sumber
:
Hasil pengamatan telur
1.
Ayam kampung
No
|
Bagian bagian telur
|
Ukuran
|
Warna
|
1
|
Kuning telur
|
|
|
2
|
Putih telur
|
|
|
3
|
Cangkang
|
|
|
Sumber
2.
Ayam ras
No
|
Bagian bagian telur
|
Ukuran
|
Warna
|
1
|
Kuning telur
|
|
|
2
|
Putih telur
|
|
|
3
|
Cangkang
|
|
|
Sumber
Itik
No
|
Bagian bagian telur
|
Ukuran
|
Warna
|
1
|
Kuning telur
|
|
|
2
|
Putih telur
|
|
|
3
|
Cangkang
|
|
|
Sumber
4. Sistem Penutup Tubuh unggas
a. Jalur Pertumbuhan Bulu Ayam (Gallus gallus domesticus)
Sumber : Tim Dosen, 2013
Keterangan gambar Jalur Pertumbuhan Bulu Ayam
(JPB) :
1.
JPB Capital 11.
JPB Post humeral
2.
JPB Cervical 12. JPB Lateral tubuh
3.
JPB Pectoral 13. JPB Dorsal Pelvic
4.
JPB Pectoral Apterium 14. JPB Lateral pelvic
5.
JPB Lateral tubuh Apterium 15. JPB Dorsal caudal
6.
JPB Sternalis 16.JPBLingkar kelenjar minyak
7.
JPB Primer 17. JPBLingkar kloaka
8.
JPB Sekunder 18. JPB Abdominalis
9.
JPB Marginal 19. JPB Crucal
10.
JPB Sub humeral 20. JPB Crucal (paha)
b. Bulu Sayap Ayam (Gallus
gallus domesticus)
Sumber : Tim Dosen, 2013
Keterangan
Gambar Bulu sayap Ayam:
1.
Bulu Primer mayor
2.
Bulu Primer Median
3.
Bulu Primer Minor (distal)
4.
Bulu axial
5.
Bulu sekunder mayor
6.
Bulu sekunder median
7.
Bulu sekunder minor (distal)
8.
Bulu interscapula (cape)
c.
Bagian Tubuh
Ayam (Gallus gallus
domesticus)
Sumber : Tim Dosen, 2013
Keterangan Gambar Bagian Tubuh Ayam:
Ayam Jantan : Ayam
Betina:
1.
Beak (Point) 11.
Shank 1.
Wattle
2.
Throat 12. Hock Plumage 2. Toes
3.
Wattle 13. Pluff 3. Shank
4.
Plumage of neck 14. Rear
Body Feathers 4. Middle of
5.
Wing Front 15. Main Tail Feathers Hock Joint
6.
Wing Bow 16. Tail
Converts 5. Pluff
7.
Wing Bar 17. Saddle 6. Main Tail
8.
Toes 18. Back Feathers
9.
Claw (Cakar)
19. Hackle
7. Cape Back
10.
Spur 20. Comb (Jengger) 8. Hackle
9. Head
5. Sistem pencernaan unggas
Sumber :
Tim Dosen, 2013
Keterangan
Gambar Sistem Pencernaan Unggas
1.
Pre-crop oseophagus 12.
Duodenumdistal
2.
Crop 13.
Hepar (hati)
3.
Post-crop oeshophagus 14.
Vesica fellea
4.
Proventriculus (ventriculus glandularis)15. Ileum
5.
Zona
Intermediate 16.
Meckel’s
Diverticulum
6.
Saccus caecus cranialis ventriculi 17.Ilioceca-junction
7.
M. lateralis ventralis ventriculi 18. Caecum
8.
M. lateralis dorsalis ventriculi 19. Colon (rectum)
9.
Saccus caecus caudalis ventriculi 20. Bursa fabricii
10.
Duodenum proximal 21. Cloaca
11.
Pankreas 22.
Anus (vent)
6.
Sistem pernapasan
Sumber : Tim Dosen, 2013
Keterangan
Gambar Sistem Pernafasan Unggas:
a.
Trachea
b.
Syrinx
c.
Bronchus
d.
Pulmo
1.
Saccus cervicalis 5. Saccus
thoracicus caudalis
2.
Saccus abdominalis 6. Saccus
interclavicularis
3.
Diverticuli humeri 7. Saccus
humeralis
4.
Sacccus thoracicus cranialis
7.
Sistem Reproduksi dan Eksresi pada Ayam Jantan
Sumber: Gambar Sistem
Reproduksi Unggas Jantan (Anonim, 2013).
Keterangan
Gambar Sistem Reproduksi Unggas Jantan:
1.
Testes
2.
Ginjal (ren)
3.
Ureter
4.
Ductus deferens
5.
Cloaca
8.
Sistem Reproduksi pada
ayam betina
Sumber :
Tim Dosen, 2013
Keterangan Sistem Reproduksi Betina:
1.
Ovarium
2.
Infundibulum
3.
Magnum
4.
Isthmus
5.
Uterus
6.
Vagina
7.
Oravium Ayam
Keterangan Gambar Ovarium Ayam:
1. Large yellow follicle 1 (F1)
2. Large yellow follicle 2 (F2)
3. Large yellow follicle 3 (F3)
4. Large yellow follicle 4 (F4)
5. Large yellow follicle 5 (F5)
6. Small White follicle (SWF)
7. Large White follicle (LWF)
8. Small Yellow Follicle (SYF)
9. Post-ovulatory Follicle (POF)
10.
Stigma
B.
Pembahasan
1.
Sistem Kerangka Ayam
Sistem Kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang
leher, tulang sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang. Kerangka tubuh
ayam harus kokoh dan bentuknya proporsional. Ayam yang pertumbuhannya tidak
sesuai dengan (frame size) standar
strain yang ada, akan menghasilkan produktifitasnya rendah.
Menurut Anonim (2013) fungsi dari sistem kerangka unggas
adalah
a.
Menegakkan dan
memberi bentuk pada tubuh
b.
Sebagai tempat
melekatnya otot
c.
Melindungi
organ – organ vital
d.
Berisi sumsum
tulang yang penting bagi pembentukan sel – sel darah
e.
Sebagai alat
gerak pasif
f.
Beberapa tulang
mengalami modifikasi pneumatisasi karena
berhubungan dengan kantung udara dan turut berperan dalam sisitem pernafasan
g.
Tempat
penimbunan mineral.
Bagian-bagian
kerangka:
1. Bagian
kepala: Tulang hidung, paruh, tulang leher
2. Bagian alat
gerak: Humerus, radius, ulna, karpus, jari ketiga, metacarpal, phalanges.
3. Bagian
badan: Patela, tulang punggung, tulang korakoaid.
2.
Penutup tubuh
a.
Jalur pertumbuhan bulu ayam
JPB
Capital, JPB Post humeral, JPB
Cervical, JPB Lateral tubuh , JPB
Pectoral, JPB Dorsal Pelvic, JPB Pectoral Apterium, JPB
Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh Apteriul, JPB Dorsal caudal, JPB
Sternalis, JPBLingkar kelenjar minyak,
JPB Primer, JPBLingkar kloaka, JPB Sekunder, JPB Abdominalis, JPB
Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral, JPB
Crucal (paha)
b.
Bulu Sayap Ayam
Fungsi bulu sayap ayam adalah selain sebagai alat penutup tubuh, juga mempertahankan suhu tubuh. Ada empat
macam bulu membentuk susunan bulu, yaitu : bulu halus, bulu tubuh, bulu ekor,
bulu sayap dalam dan bulu sayap luar. Masing-masing bulu tersebut mempunyai
fungsi tersendiri. Bulu halus merupakan bulu-bulu yang mengembang dan berfungsi
untuk menyekat udara, bulu tubuh merupakan bulu yang menjadikan tubuh unggas
aerodinamis, bulu ekor berfungsi untuk melancarkan aliran udara, dan bulu sayap
luar berfungsi menghasilkan tenaga untuk terbang.
Bagian-bagian
bulu sayap: Antara lain
Bulu primer mayor, bulu primer median, bulu primer minor (distal),
bulu axial, bulu sekunder mayor, bulu sekunder
median (distal), bulu interscapula.
3.
Sistem Pencernaan Unggas
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan
dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan
kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk
dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian
digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh
empedal unggas.
Menurut (Anonim 2013) adapun fungsi dari
sistem pencernaan antara lain :
a.
Mulut dan Pharynx
Terdiri atas paruh (pengganti gigi),
berfungsi sebagai untuk mematuk dan
mengambil makanan
b.
Kelenjar liur menghasilkan enzim
maltase yang membantu dalam proses pencernaan
c.
Esophagus memiliki lapisan perototan yang berjalan memanjang di
externalnya, dan berjalan melingkar di internalnya, dan memiliki banyak
kelenjar mucus
d.
Tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dari makanan, makanan menjadi lunak oleh liur
e.
Proventriculus dilapisi oleh membran mukosa yang banyak mengandung kelenjar
getah lambung (gastric galand) yang
berfungsi mensekresikan asam chlorida
pepsin
f.
Lambung otot
berfungsi membantu dalam proses penghancuran makan
g.
Usus halus berfungsi mengabsorsi bhan makanan yang telah berukuran kesil
(proses pencernaanya sedikit)
h. Pangkreas Berfungsi sebagai kelenjar exokrin
dan endokrin
i. Usus buntu (caecum) berperan dalam reabsorpsi air
dan mineral, dan berperan dalam mencerna serat kasar karena kehadiran banyak
bakteri pencerna serat kasar
j. Colon (usus besar) Berfungsi mereabsorbsi
air dan mineral
k.
Cloaca ruang bersama yang menghubungkan saluran
pencernaan, saluran urin dan reproduksi sebelum produk-produk dari
masing-masing saluran dikeluarkan ke dunia luar melalui anus.
4.
Sistem Pernafasan Unggas
Sistem pernafasan unggas terdiri dari trachea, syrinx, bronchus, broncheolus, dan paru-paru. Adapun fungsi sistem pernapasan pada unggas adalah :
a. Menyediakan oksigen ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
c. Mengeliminasi kelebihan panas dari tubuh.
5.
Sistem Reproduksi Unggas Betina
a. Infundibulum berfungsi
menangkap hasil ovulasi dari pelepasan oleh ovarium.
b.
Magnum berfungsi untuk
menambahkan albumen putih telur.
c.
Ithmus berfungsi
sebagai tempat penambahan selaput telur dan gram mineral.
d.
Uterus berfungsi
sebagai yang mengsekresikan kerabang dan proses penambahan kalsium pada yolk
serta penambahan pigmen.
e .Vagina berfungsi sebagai tempat
terjadinya proses rotasi (perputaran).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah sistem kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang
sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang.Sedangkan
pada bulu sayap terdiri dari bulu primer mayor,
bulu primer median, bulu primer minor, bulu axial, bulu sekunder mayor, bulu
sekunder median, bulusekunder minor dan bulu interscapula. Sistem pencernaan pada unggas meliputi mulut/paruh, oesophagus, crop (tembolok), proventriculus, gizzard (empedal/ventrikulus),
small intestinum yang terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum, coecum, usus besar (kolon), dan kloaka.
Sistem pernapasan pada unggas yaitu trachea,
syrinx, bronchus dan pulmo. Alat
reproduksi ayam jantan meliputi testis,
epididimis dan duktus.
B.
Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah sebaiknya sistem kerangka
pada unggas disiapkan atau penyusunannya benar, sehingga praktikan tidak bingun
pada saat mengamati kerangka unggas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. Kemajuan Mutachir
dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Jakarta: Universitas Indonesia. 1985.
Abdullah. “Ilmu
Ternak Unggas”.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.1998
Akoso, Tri B.T. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Kanisius.
1993.
Fadillah,
Roni. Dkk. Sukses Beternak Ayam Broiler.
Jakarta: Agromedia Pustaka. 2007.
Hakim, Rahman. Penutup Bulu.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. 2014
Sarwono, B. Ragam
Ayam Peliharan. Jakarta: Penebar Swadaya. 1993.
Tim Dosen. Penuntun
Praktikum Ilmu Ternak Unggas. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. 2014.
Komentar