CONTOH LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU


CONTOH LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu,
dan tempe. Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah dari Jepang dan Cina. Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai 2,2 juta ton per tahun; dari jumlah itu sekitar 1,6 juta ton harus diimpor.
Sebagai salah satu produk olahan utama kedelai, tahu memiliki kandungan protein nabati yang lebih baik dibandingkan protein hewani yang bersumber dari daging, susu maupun telur. Tahu sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, selain itu tahu juga dapat dibuat dengan mudah tanpa harus memerlukan keahlian khusus dari seseorang dengan latar belakang ilmu pengetahuan tertentu.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2015, tingkat konsumsi tahu di Indonesia mencapai 0,144kg/kapita/pekan, sangat tinggi dibanding konsumsi daging sapi atau kerbau yang hanya 0,008kg/kapita/pekan.  Permintaan tahu yang tinggi dan pembuatan yang terbilang mudah membuat industri rumah tangga terdorong untuk memproduksinya.
Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein baik berasal dari protein apa saja termasuk yang terkandung dalam kedelai dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Berdasarkan uraian di atas dan banyaknya industri pengolahan tahu, maka peneliti melakukan kunjungan ke salah satu tempat pengolahan tahu.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat pada penyusunan laporan ini adalah:
1.    Bagaimana gambaran umum industri yang diteliti?
2.    Termasuk dalam kategori apa industri yang diteliti?
3.    Bagaimana strategi pemasaran industri tersebut?

C.    Tujuan dan Manfaat
Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Ekonomika Industri, Kunjungan Industri ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan mahasiswa mengenai industri itu sendiri sekaligus sebagai bahan praktik yang akan menambah pengalaman kami sebagai mahasiswa Ekonomi Pembangunan. Sedangkan manfaat dilaksanakannya Kunjungan Industri yaitu menambah wawasan mahasiswa tentang dunia luar kampus khususnya dalam bidang usaha/industri baik industri rumah tangga maupun industri besar, mulai dari jenis barang yang dihasilkan, proses pembuatan, sistem manajemen, finansial, operasional, maupun sistem pemasarannya.

 BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Sasaran Penelitian
Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah proses industri tahu pak Ngatamu. Sebuah industri rumah tangga yang mengelolah kacang kedelai menjadi tahu.

B.     Lokasi dan Waktu Penelitian
Kunjungan industri ini dilaksanakan di industri rumah tangga pengolahan tahu Pak Ngatamu yang bertempat di Jalan Baji Gau IV Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Kunjungan  industri ini dilaksanakan pada Senin, 10 April 2017.

C.    Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada situasi sekarang.
D.    Metode Pengumpulan Data
1.  Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara yaitu cara untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung pada responden. Menurut Esterbeg, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topik tertentu. Proses wawancara kami lakukan kepada pak Ngatamu sebagai pendiri dan pemilik usaha tersebut.
2.  Observasi
Observasi adalah aktivitas peneliti melalui proses pengamatan dengan menggunakan pancaindra. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia, keadaan, kondisi atau situasi dari objek yang diteliti dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya. Dengan observasi peneliti melihat sendiri mengenai segala sesuatu atau segala kejadian yang ada di masyarakat. Sehubungan dengan penelitian ini, kami lakukan observasi langsung ke tempat pengolahan tahu tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Industri
Industri tahu Pak Ngatamu, sesuai dengan namanya didirikan oleh Pak Ngatamu (lahir pada tanggal 13 Agustus 1976/usia 40 tahun). Perusahaan ini di dirikan di Jalan Baji Gau IV, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar pada tahun 2010. Industri ini masuk dalam kategori Industri rumah tangga dengan modal awal sebesar 8 juta. Dari awal pendirian industri ini sampai sekarang jumlah tenaga kerjanya tetap yaitu 4 orang dari kalangan keluarga sendiri. Sejak didirikannya sampai sekarang proses industri ini mengalami pasang surut, kadang untung kadang rugi.

B.     Visi Misi Industri
Visi:     Menghasilkan produk yang berkualitas demi keuntungan     bersama.
Misi:   -    Menggunakan bahan baku yang unggul
-            Memaksimalkan kinerja para tenaga kerja

C.    Lokasi Industri
Lokasi industri merupakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan industri pada suatu wilayah di permukaan bumi. Lokasi indusrti merupakan satu tempat dimana industri itu melakukan kegiatan fisik (Nuraini Ajeng).
Lokasi industri merupakan unsur penting dalam mendirikan sebuah industri, karena sangat mempengaruhi untung ruginya industri tersebut. Maka tidak mengherankan sekiranya penempatan industri lebih tertempu pada ruang-ruang tertentu. Penentuan lokasi industri didasari beberapa faktor yang semua tujuannya sama yaitu meminimalkan biaya produksi dan memudahkan konsumen dalam memperoleh produk yang dihasilakan.
Terdapat dua pendekatan penting untuk mempelajari lokasi industri. Pertama yaitu pendekatan wilayah dan cara untuk menilai alasan mengapa lokasi tertentu memiliki daya tarik untuk kegiatan industri pada umumnya baik dilihat dari skala lokal maupun internasional. Pendekatan yang lainnya yaitu industri dalam prespektif dan berusaha untuk menjelaskan mengapa suatu industri atau perusahaan tertarik pada suatu lokasi tertentu. Jika melihat tujuan dari penentuan lokasi tersebut di atas, maka tepatlah jika industri pak Ngatamu mengelolah produksinya dekat dengan pemukiman warga. Hal ini disebabkan karena selain industri tersebut tidak mengganggu kehidupan masyarakat, juga dekat dengan pasar sehingga pemasaran produk bisa dilakukan semaksimal mungkin. Lokasi industri pengolahan tahu pak Ngatamu berada di jalan Baji Gau IV kelurahan Bongaya, kecamatan Tamalate, Makassar.

D.    Sumber Daya Manusia (SDM)
Tenaga kerja yang ada di industri pengolahan tahu pak ngatamu berjumlah 4 orang termasuk pemilik (pak Ngatamu). Para pekerja tersebut tersebut bersifat tetap karena dari awal pendirian sampai sekang belum penah diganti, ditambah atau dikurangi. Para pekerja tersebut berasal dari kalangan keluarga pak Ngatamu sendiri.
Para pekerja memulai aktivitasnya dari jam 8 sampai jam 5 sore. Pembagian tugas dari keempat pekerja tersebut yaitu masing-masing, 1 orang di bagian perendaman, 1 orang di bagian penyaringan, 1 orang di bagian pencetakan, 1 orang di bagian pengirisan. Pembagian tugas tersebut tidak secara tetap setiap hari, terkadang mereka bergantian tugas.
Adapun upah untuk para pekerja diberikan sesuai dengan hasil kerjanya dalam sehari, semakin banyak yang dihasilkan dan terjual maka pembagian upah akan semakin besar dan sebaliknya jika yang dihasilkan dan terjual dalam sehari itu sedikit maka pembagian upah juga sedikit. Selama ini para pekerja rata-rata mendapat upah Rp. 100.000 per hari.
Struktur organisasi industri pengolahan tahu pak Ngatamu cukup sederhana  yaitu dari pemilik sebagai pimpinan langsung membawahi karyawan (pekerja). Berikut bagan struktur organisasi industri pengolahan tempe pak Ngatamu.

E.     Finansial
Modal yang dibutuhkan industri pengolahan tahu Pak Ngatamu pada awal pendiriannya yaitu sebesar Rp 8.000.000,-. Modal ini bersumber dari dana pribadi pemilik usaha. Keuntungan yang didapat dari produksi tahu ± Rp 2.400.000,-/bulan. Keuntungan tersebuta merupakan hasil dari omzet dikurang dengan biaya. adapun omset yang didapatkan adalah sekitar Rp 10.000.000,-/bulan. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan adalah Rp.7.600.000,-. Biaya tersebut sudah termasuk adalah untuk pekerja dan pembelian bahan produksi.

F.     Operasional
Untuk pembuatan tahu, dibutuhkan beberapa bahan baku, diantaranya:
1.      Kedelai
2.      Garam
3.      Air cuka
4.      Kayu bakar
5.      Minyak tanah/solar
6.      Air bersih

Peralatan dalam pembuatan tahu
1.      Alat perendaman:
2.      penyaringan : Untuk menyaring kedelai dari kotoran setelah direndam dan sekaligus dibersihkan.
3.      Alat Penggilingan
·  Disel dan Mesin penggilingan : Untuk  menggiling kedelai
·  Ember  : Untuk wadah adonan
·  Tong besar : Untuk tempat penampungan air
4.      Alat Rebusan
·  Dapur yang dirancang dengan menggunakan cerobong asap dan tempat pemisahan antara kayu baker dan abu sisa pembakaran.
·  Wajan Besar : Untuk merebus
·  Air yang terdapat dari sumber dekat rumah
5.      Alat Penyaringan
·  Kain Halus : Untuk menyaring
·  Tempat untuk wadah sari kedelai
6.             Alat Percetakan
·  Percetakan dari besi yang berbentuk kotak : Untuk mencetak
·  Kain Halus : Untuk alas cetakan
·  Alat pengepres berupa batu besar : Untuk memadatkan tahu
·  Pisau pemotong : Untuk pemotongan tahu
·  Mistar panjang(besi) : Untuk menggaris tahu agar pemotongannya rapi dan merata sama besar.

Langkah-langkah dalam pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan kedelai dari segala macam kotoran yang menempel dengan menggunakan air yang mengalir agar kotorannya ikut mengalir bersama dengan air
2. Setelah itu kedelai digiling sampai halus sampai menjadi seperti adonan
3. Dalam wajan pengrebusan ketika air sudah mendidih masukan adonan kedelai tersebut. 
4. Setelah adonan kedelai mendidih maka harus disaring dengan kain halus yang sebelumnya sudah disiapkan supaya sari kedelainya dan ampas dapat terpisah.
5. Jika telah disarung, sari kedelai siap diberi cuka, sesuai takaran/kedelai yang digunakan .  Setelah diberi air cuka lalu diaduk sampai terjadi gumpalan-gumpalan menyerupai tahu. Tunggu beberapa menit hingga gumpalan-gumpalan tersebut mengendap, maka sebelum dicetak air diatas gumpalan tersebut harus diambil terlebih dahulu (dibuang).
6. Lalu cetakan tahu disiapkan yaitu berupa besi berbentuk kotak berlapis kain halus yang tipis. Gumpalan tersebut dituang dalam cetakan kemudian diperas/preskan dengan batu 15-20 menit dan sampai gumpalan tahu tersebut jadi padat menjadi satu. Kemudian dibuka dan diambil dari cetakan, Diamkan beberapa menit dan potong sesuai ukuran yang diinginkan menggukanakan mistar. Setelah itu potongan tahu ditata dengan rapi dalam ember yang diberi air dingin supaya tidak hancur dan tahu dapat bertahan lama.

G.    Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh industri pak Ngatamu adalah strategi dari mulut ke mulut (wort of mouth). Dari mulut ke mulut (juga dikenal sebagai viva voce ) mengacu pada komunikasi lisan dan informasi yang lewat dari orang ke orang. Sistem pemasarannya tidak menggunakan media tertentu, hanya konsumen yang langsung datang ke tempat produksi dan ada juga yang sudah menjadi pelanggan tetap yang setiap hari datang untuk membeli.

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Industri tahu pak Ngatamu masuk dalam kategori Industri rumah tangga dengan modal awal sebesar Rp 8.000.000,-. Sejak didirikannya sampai sekarang proses industri ini mengalami pasang surut, kadang untung kadang rugi.
Tenaga kerja yang ada di industri pengolahan tahu Pak Ngatamu berjumlah 4 orang termasuk pemilik (pak Ngatamu). Para pekerja tersebut bersifat tetap karena dari awal pendirian sampai sekang belum penah diganti, ditambah atau dikurangi. Para pekerja tersebut berasal dari kalangan keluarga pak Ngatamu sendiri.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh industri pak Ngatamu adalah strategi dari mulut ke mulut (wort of mouth). Dari mulut ke mulut (juga dikenal sebagai viva voce) mengacu pada komunikasi lisan dan informasi dari orang ke orang. Sistem pemasarannya tidak menggunakan media tertentu, hanya konsumen yang langsung datang ke tempat produksi dan ada juga yang sudah menjadi pelanggan tetap yang setiap hari datang untuk membeli.

B.     Saran
Salah satu yang menjadi hal penting dalam industri adalah bagaimana strategi pemasarannya. Strategi yang digunakan pak Ngatamu perlu ditingkatkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka dapat dilakukan pemasaran lewat media sosial, sehingga produksi dapat bertambah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS