CONTOH JURNAL PEMBIBITAN RUMPUT GAJAH MINI
CONTOH JURNAL PEMBIBITAN RUMPUT GAJAH MINI
PEMBIBITAN
RUMPUT GAJAH MINI (Pannisetum purpureum scatmater) DENGAN MEDIA TANAM TANAH, FESES, DAN
TANAH YANG
DICAMPUR DENGAN FESES
ABSTRACT
Breeding
is one step in silviculture system. Silvicultural systems applied what will
surely carry out nursery activities or seedlings. In the context of sustainable
forest management, seedbed or seedling is one stage of activity to meet the
needs of seed for planting activities. Interest in the practicum is to know how
to determine seeding and measurement techniques and to acquire a plant
seedlings in accordance with desired species/varieties in want as seedlings
healthy and able to adapt well to the environment. This practicum was held on 25
November 2016, at 14.00 to finish and housed in Laboratory Animal Science
Faculty of Science and Technology Alauddin State Islamic University in
Makassar. The tools used are aqua glass and cutter, while the material used is
water and grass / turf Bengal. In this lab growth used is using soil, compost
and feces. The nursery is growing very slowly due to lack of water.
Keywords: Growth Nurseries, elephant grass, Grass Bengal, feces, soil.
Pembibitan
merupakan salah satu tahapan
dalam sistem silvikultur. Sistem silvikultur apa
saja yang diterapkan pasti akan melaksanakan kegiatan persemaian atau pengadaan
bibit. Dalam konteks pengelolaan hutan produksi lestari, persemaian atau
pengadaan bibit merupakan salah satu tahapan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan bibit bagi kegiatan penanaman. Tujuan pada praktikum kali ini
adalah untuk mengetahui cara pembibitan dan untuk mengetahui teknik pengukuran
suatu tanaman dan untuk memperoleh bibit yang sesuai dengan jenis yang di
inginkan/varietas yang di inginkan seperti bibit yang sehat dan mempu
beradaptasi dengan baik pada lingkungannya. Praktikum ini dilaksanakan pada
tanggal 25 November 2016, pada pukul 14.00 sampai selesai dan bertempat di
Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Alat yang digunakan yaitu aqua gelas dan cutter,
sedangkan bahan yang digunakan yaitu air
dan rumput gajah/rumput benggala. Pada
praktikum ini pertumbuhan yang digunakan yaitu menggunakan tanah, kompos dan
feses. Pembibitan ini pertumbuhannya sangat lambat dikarenakan kekurangan air.
Kata
Kunci: Ilmu Hijauan Pertumbuhan Pembibitan, Rumput gajah mini, tanah,
feses.
Hijauan
merupakan sumber serat utama bagi tanaman ruminansia. Untuk mencukupi kebutuhan
akan hijauan peternak pada umumnya mengandalkan hijauan dari alam. Manajemen
pemeliharaan rumput bisa sebagai salah satu cara pemenuhan kebutuhan ternak
ruminansia akan hijauan. sudah diketahui bersama bahwa sapi potong
memerlukan hijauan sekitar 81,6 % dan domba/kambing sekitar 94,0 %
(Reksohadiprodjo, 1994).
Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan
Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak
terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
kambing, dan domba. Hijauan pakan ternak menjadi bahan pakan yang sangat
disukai oleh ternak ruminansia (Soegiri, et al,. 1982).
Rumput merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki daun
berbentuk sempit meruncing yang tumbuh dari batang dan merupakan hijauan segar
yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh
tinggi. Rumput terbagi atas rumput potongan dan rumput gembala (Susetyo, 1969).
Rumput gajah (Pannisetum purpureum scamater)
merupakan hijauan pakan yang disukai
ternak. Kedua jenis rumput ini merupakan tipe tanaman tahunan yang dapat
ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan legum, sehingga dapat
diperoleh manfaat maksimal. Pertumbuhan rumput ini relatif lebih cepat,
daun-daun dan perkarannya dapat menahan erosi. Rumput gajah memiliki tipe
tahan lindungan, respon terhadap
pemupukan, serta tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Penanaman rumput raja
dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman hijauan pakan
terutama jenis rumput, dapat dibudidayakan dengan biji, pols maupun stek. Stek merupakan
perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menggunakan sebagian batang, akar, atau daun yang dapat menjadi tanaman baru. Stek digunakan karena lebih
mudah dan ekonomis, sehingga cara ini
dapat digunakan untuk penanaman rumput gajah dan rumput raja (Reksohadiprodjo, 1994).
Rumput gajah mini (Panicetum purpureum
scamater) merupakan rumput unggulan alternatif yang dapat diintroduksikan
kepada petani, yang selama ini cenderung hanya menanam rumput raja dan rumput
gajah. Panicum maximum digunakan
sebagai salah satu spesies rumput yang paling
baik untuk produktivitas sapi potong (Susetyo, 1969).
Pembibitan tanaman merupakan suatu proses penyediaan bahan tanaman
yang berasal dari benih tanaman (biji tanaman berkualitas baik dan siap untuk
ditanam) atau bahan tanaman yang berasal dari organ vegetative tanaman untuk
menghasilkan bibit (bahan tanaman yang siap untuk ditanam di lapangan). Teknik
tanaman yang akan dikembangkan meliputi berbagai teknik dari setiap aspek
pembibitan dan produksi benih serta teknik untuk mengoptimalkan proses
pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman sehingga diperoleh hasil panen yang
mempunyai kualitas yang baik dan kuantitas yang banyak (Nurwardani, 2008).
Pemilihan
bibit dilakukan untuk memperoleh bibit hijauan yang akan ditanam cocok dengan
lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola serta dapat memberikan
produksi yang tinggi. Misalnya rumput raja.
Bahan penanaman yang biasa diguakan sebagai bibit adalah biji, sobekan rumput dan potongan batang ( Stek ) tergantung dari jenis rumput yang akan ditanam.
Bahan penanaman yang biasa diguakan sebagai bibit adalah biji, sobekan rumput dan potongan batang ( Stek ) tergantung dari jenis rumput yang akan ditanam.
Pembibitan
tanaman adalah suatu proses penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga
menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan beberapa daun kecil
menjadi kecambah, yakni yang dilakukan selama beberapa hari, sehingga akhirnya
bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah hingga dewasa dan berbuah (Nurwadani,
2008).
Penanaman rumput Panisetum purpureum
scamater, dapat menggunakan sobekan (vegetatif) atau menggunakan biji
(generatif). Penggunaan asal bahan tanam yang berbeda, masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahan. Perbedaan bahan tanam yang digunakan biasanya akan
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman karena bahan tanam
yangberbeda memiliki fase pertumbuhan yang berbeda. Rumput benggala ini tumbuh tahunan
tinggi buluhnya 2,5 M sementara itu, akarnya berrimpang dan berbulu hingga berrambut. Bulu-bulu yang terdapat
pada rumput benggala ini bisa juga terlihat jarang hingga kasar, namun ada pula
yang tidak berbulu. Sedangkan, permukaan bulu pada daun jarang.
Semakin ke atas, daun-daunnya semakin kecil. Daun-daun rumput benggala
agak lurus, dan memita. Perbungaannya berbentuk malai, berbentuk piramid, yang lebarnya 45 cm dan melewati percabangan
utama. Bunga rumput benggala
berkelamin dua, dan berbentuk perahu. Percabangan pada rumput benggala kasar,
tumbuh secara tegak dan melebar. Cabang dari perbungaan rumput benggala
terletak di bawah dan bercabang 2-4, dan letaknya berselang-seling, dan paling
ujungnya menyendiri. Buliran sebagai buahnya banyak, warnanya hijau hingga
hijau-keunguan dan bagian ujungnya berbentuk tumpul. Tanaman ini berbunga
sepanjang tahun, dan berkembang-biak dengan cara menggunakan biji atau dengan ujung rumpun yang dimilikinya (Hobir et al, 1998).
Panisetum purpureum scamater adalah rumput tahunan yang kuat dengan tinggi batang sampai 3,5 m dan mempunyai variabilitas morfologi dan agronomi yang luas
menurut habitat pertumbuhan. Rumput ini tumbuh di daerah tropis dan subtropis
diberbagai jenis tanah pada curah hujan lebih dari 1000 mm, pada temperatur
antara15 sampai 38 ° C. Diameter batang 5 mm sampai 10
mm, perakaran berupa rizoma pendek merayap, daun berbentuk pisau dengan panjang
berkisar 10 sampai 100 cm dan lebar 3,5 cm (Soegiri et al, 1982).
Dosis pupuk kandang setara dengan 10 ton/ha, Urea 100 kg/ha, TSP 150 g/ha
dan KCl 100 kg/ha. Peubah yang diamati berupa morfologi dan sifat reproduksi. Pengamatan
morfologi dan reproduksi dilakukan setelah tanaman ditanam di pot. Morfologi
tanaman diukur pada saat tanaman akan memasuki fase generatif, yaitu ketika
muncul daun bendera, pengamatan daun dan batang dilakukan pada posisi dua daun
dibawah daun bendera (Wouw et al, 2008).
Hal yang melatar belakangi dilakukannya
praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembibitan rumput benggala (Megathyrsus maksimus) dengan media tanam tanah, kompos, tanah yang dicampur dengan kompos
yang berbanding 1:1.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya
praktikum ini yaitu pada hari Jum’at tanggal 25 November 2016, pukul
14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Pakan Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Materi Praktikum/Percobaan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cutter, gelas aqua, dan pisau.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air, tanah, feses dan rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater).
Prosedur Kerja
Prosedur Kerja pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
a.
Media Tanam Tanah
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Menyiapkan tanah sebanyak 200 gram
3.
Mengisi 3 gelas plastik dengan tanah
4.
Memotong 2 ruas rumput gajah mini
5.
Menanam rumput gajah mini kedalam gelas plastik
yang berisi tanah
6.
Menyiram rumput gajah mini yang telah ditanam
7.
Mengamati selama 14 hari.
b. Media
Tanam Kompos
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Menyiapkan kompos sebanyak 200 gram
3.
Mengisi 3 gelas plastik dengan kompos
4.
Memotong 2 ruas rumput gajah mini
5.
Menanam rumput gajah mini kedalam gelas plastik
yang berisi kompos
6.
Menyiram rumput gajah mini yang telah ditanam
7.
Mengamati selama 14 hari.
c.
Media Tanam
tanah dicampur dengan kompos berbanding 2:1
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Menyiapkan tanah sebanyak 200 gram dan kompos
sebanyak 100 gram
3.
Menghomogenkan tanah dan kompos yang telah
disiapkan
4.
Mengisi 3 gelas plastik dengan tanah dan kompos
5.
Memotong 2 ruas rumput gajah mini
6.
Menanam rumput gajah mini kedalam gelas plastik
yang berisi tanah dan kompos
7.
Menyiram rumput gajah mini yang telah ditanam
8.
Mengamati selama 14 hari.
d.
Media tanam
tanah dicampur dengan kompos berbanding 1:1
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Menyiapkan tanah kompos masing-masing sebanyak
200 gram
3.
Menghomogenkan tanah dan kompos yang telah
disiapkan
4.
Mengisi 3 gelas plastik dengan kompos
5.
Memotong 2 ruas rumput gajah mini
6.
Menanam rumput gajah mini kedalam gelas plastik
yang berisi dan tanah kompos
7.
Menyiram rumput gajah mini yang telah ditanam
8.
Mengamati selama 14 hari.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan minggu pertama rumput gajah (Pannisetum
purpureum
scamater)
Perlakuan
|
Pengamatan
Tumbuh (cm)
|
||||||||
P1 1:1
|
1
2
3
|
-
-
-
|
3
1
-
|
7
4
2
|
11
8
3
|
12
9
6
|
16
0,5
10
|
17
10
11
|
|
P2 2: 1
|
1
2
3
|
-
1
-
|
1
3
2
|
2
6
5
|
5
6,5
8
|
5,5
7
9
|
9
12
10
|
10
13
10,5
|
|
P3 Tanah
|
1
2
3
|
-
-
-
|
1
-
1
|
4
3
2
|
7
4
5
|
8
6
6
|
11
7
5
|
15
10
5,5
|
|
P4 Feses
|
1
2
3
|
-
2
-
|
1
7
-
|
2
8
1
|
3
11
3
|
4,8
12,8
6,7
|
5
15
10
|
5,5
16
12,2
|
|
Sumber : Laboratorium pakan, Jurusan Ilmu Peternakan,
Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin,
Makassar,2016.
Tabel 2. Hasil pengamatan minggu kedua rumput gajah (pannisetum purpureum).
Perlakuan
|
Pengamatan
Tumbuh (cm)
|
||||||||
P1 1:1
|
1
2
3
|
18
11
14
|
20
10,5
20
|
21
10
22
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
|
P2 2: 1
|
1
2
3
|
10
13
6
|
9
17
6,5
|
22
9
19
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
|
P3 Tanah
|
1
2
3
|
7
12
6
|
10
12
6
|
11
13
16
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
|
P4 Feses
|
1
2
3
|
6
16
12
|
5,5
16
14
|
5
16
17
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
|
Sumber : Laboratorium
pakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan pada pembibitan rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater),
pada perlakuan 1:1 pada wadah pertama, kedua, ketiga hari pertama belum ada
yang tumbuh, pada hari kedua pada wadah pertama tumbuh rumput berukuran 3 cm,
wadah kedua berukuran 1 cm, wadah ketiga berukuran 2 cm. pada hari ketiga pada
wadah pertama tumbuh rumput berukuran 7 cm, wadah kedua 4 cm, wadah ketiga 2.
Pada hari keempat wadah pertama tumbuh rumput berukuran 11 cm, wadah kedua 8
cm, wadah ketiga 3 cm. Pada hari kelima wadah pertama tumbuh rumput berukuran
12 cm, wadah kedua 9 cm, wadah ketiga 6 cm. pada hari keenam wadah tumbuh
rumput berukuran 16 cm, wadah kedua berukuran 9,5, wadah ketiga berukuran 10
cm. Pada hari ketujuh wadah pertama tumbuh rumput berukuran 17 cm, wadah kedua
10 cm, wadah ketiga 11 cm. Hari kedelapan wadah pertama tubuh rumput berukuran
18 cm, wadah kedua 11 cm, wadah ketiga 14 cm. Hari kesembilan wadah pertaman
tumbuh rumput berukuran 20 cm, wadah kedua 10,5, wadah ketiga 20 cm. Hari
kesepulu wadah pertama tumbuh rumput berukuran 21 cm, wadah kedua 10 cm, wadah
ketiga 22. Hari ke-11 sampai 14 wadah pertama, kedua dan ketiga tidak ada yang
tumbuh.
Berdasarkan hasil
pengamatan pada pembibitan rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater), pada
perlakuan 2:1 pada wadah pertama, kedua, ketiga hari pertama belum ada yang
tumbuh, pada hari kedua pada wadah pertama tumbuh rumput berukuran 1 cm, wadah
kedua berukuran 3 cm, wadah ketiga berukuran 2 cm. Pada hari ketiga pada wadah
pertama tumbuh rumput berukuran 2 cm, wadah kedua 6 cm, wadah ketiga 5 cm. Pada
hari keempat wadah pertama tumbuh rumput berukuran 5 cm, wadah kedua 6,5 cm,
wadah ketiga 8 cm. Pada hari kelima wadah pertama tumbuh rumput berukuran 5,5
cm, wadah kedua 7 cm, wadah ketiga 9 cm. pada hari keenam wadah tumbuh rumput
berukuran 9 cm, wadah kedua berukuran 12 cm, wadah ketiga berukuran 10 cm. Pada
hari ketujuh wadah pertama tumbuh rumput berukuran 10 cm, wadah kedua 13, cm,
wadah ketiga 10,5 cm. Hari kedelapan wadah pertama tubuh rumput berukuran 10
cm, wadah kedua 13 cm, wadah ketiga 6 cm. Hari kesembilan wadah pertaman tumbuh
rumput berukuran 9 cm, wadah kedua 17, wadah ketiga 6,5 cm. Hari kesepulu wadah
pertama tumbuh rumput berukuran 9 cm, wadah kedua 19 cm, wadah ketiga 11. Hari
ke-11 sampai 14 wadah pertama, kedua dan ketiga tidak ada yang tumbuh.
Berdasarkan hasil
pengamatan pada pembibitan rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater), pada
perlakuan tanah pada wadah pertama,
kedua, ketiga hari pertama belum ada yang tumbuh, pada hari kedua pada wadah
pertama tumbuh rumput berukuran 1 cm, wadah kedua berukuran 1 cm, wadah ketiga
berukuran 1 cm. Pada hari ketiga pada wadah pertama tumbuh rumput berukuran 4
cm, wadah kedua 3 cm, wadah ketiga 2 cm. Pada hari keempat wadah pertama tumbuh
rumput berukuran 7 cm, wadah kedua 4 cm, wadah ketiga 5 cm. Pada hari kelima
wadah pertama tumbuh rumput berukuran 8 cm, wadah kedua 6 cm, wadah ketiga 6
cm. pada hari keenam wadah tumbuh rumput berukuran 11 cm, wadah kedua berukuran
7 cm, wadah ketiga berukuran 5 cm. Pada hari ketujuh wadah pertama tumbuh
rumput berukuran 15 cm, wadah kedua 10, cm, wadah ketiga 5,5 cm. Hari kedelapan
wadah pertama tubuh rumput berukuran 7 cm, wadah kedua 12 cm, wadah ketiga 6
cm. Hari kesembilan wadah pertaman tumbuh rumput berukuran 10 cm, wadah kedua
12, wadah ketiga 6 cm. Hari kesepulu wadah pertama tumbuh rumput berukuran 11
cm, wadah kedua 13 cm, wadah ketiga 16 cm. Hari ke-11 sampai 14 wadah pertama,
kedua dan ketiga tidak ada yang tumbuh.
Berdasarkan hasil
pengamatan pada pembibitan rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater), pada
perlakuan feses pada wadah pertama tidak
ada tumbuh, hari kedua tumbuh rumput berukuran 2 cm, hari ketiga hari pertama belum ada yang
tumbuh, pada hari kedua pada wadah pertama tumbuh rumput berukuran 1 cm, wadah
kedua berukuran 4 cm, wadah ketiga tidak ada tumbuh. Pada hari ketiga pada
wadah pertama tumbuh rumput berukuran 2 cm, wadah kedua 8 cm, wadah ketiga 1
cm. Pada hari keempat wadah pertama tumbuh rumput berukuran 3 cm, wadah kedua
11 cm, wadah ketiga 3 cm. Pada hari kelima wadah pertama tumbuh rumput
berukuran 4,8 cm, wadah kedua 12,8 cm, wadah ketiga 6,7 cm. pada hari keenam
wadah tumbuh rumput berukuran 5 cm, wadah kedua berukuran 15 cm, wadah ketiga
berukuran 10 cm. Pada hari ketujuh wadah pertama tumbuh rumput berukuran 5,5
cm, wadah kedua 16, cm, wadah ketiga 11 cm. Hari kedelapan wadah pertama tubuh
rumput berukuran 6 cm, wadah kedua 16 cm, wadah ketiga 12 cm. Hari kesembilan
wadah pertaman tumbuh rumput berukuran 5,5 cm, wadah kedua 16, wadah ketiga 14
cm. Hari kesepulu wadah pertama tumbuh rumput berukuran 5 cm, wadah kedua 16
cm, wadah ketiga 17 cm. Hari ke-11 sampai 14 wadah pertama, kedua dan ketiga
tidak ada yang tumbuh.
Kesimpulan
Pembibitan pada rumput gajah mini (Panisetum purpureum scamater)
yang lebih tinggi ukuranya terdapat pada perlakuan 1:1 pada hari ksepulu
berukuran 22 cm dan paling kecil ukuranya terdapat pada pelakuan taniah pada
hari kedua wadah 1,2 dan 3 berukuran 1 cm.
Andrianto,
2010. Pertumbuhan dan Nilai Gizi Tanaman Rumput Gajah Pada Berbagai Interval
Pemotongan. Palu: Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako.
Nurwadani,
Paristianti, 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi.
Jakarta: Direktoran Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktoran Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Oxford,
2003. Oxford Learner’s Pocket Dictoionary. Oxford University Press
Regan, C.S. 1997. Forage
Concervation in The Wet/Dry
Tropics for Small Landholder
Farmers. Thesis. Faculty
of Science, Nothern Territory University,
Darwin Austalia.
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Yogyakarta: B.P.F.E.
University Gadjah Mada,
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase Pada Berbagai Umur Pemotongan. Lampung: Produksi Ternak Fakultas Pertanian
UNLAM.
Soegiri, et
al. 1982. Penuntun Produksi Benih Hijauan Makanan Ternak. Jakarta: Dirjen
Peternakan.
Susetyo S,
J. Kismono, dan B. Soewardi. 1969. Hijauan Makanan Ternak. Dirjen Peternakan.
Jakarta: Departemen Pertanian.
Komentar