CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM BIOGENESIS

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM BIOGENESIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
           Asal usul kehidupan adalah topik yang kontroversial dan juga memiliki sejarah panjang. Orang kuno percaya bahwa asal usul kehidupan adalah mekanisme spontan dan terjadi karena zat tak hidup. Pendapat ini dikenal sebagai Abiogenesis. Namun,
akhirnya para ilmuwan membuktikan bahwa asal usul kehidupan sebenarnya disebabkan oleh organisme hidup yang sudah ada sebelumnya, bukan oleh zat tak hidup, dan pendapat ini dikenal sebagai Biogenesis (Sridianti,2015)
           Teori tentang asal usul kehidupan senantiasa berkembang. Aristoteles berteori bahwa mahluk hidup terbentuk secara spontan. Teorinya itu di kenal sebagai teori generatio spontanea. Karena teori itu juga menyatakan bahwa semua mahluk hidup terjadi dari mahluk tak hidup, maka di kenal pula teori abiogenesis. Teori itu di tumbangkan oleh Louis Posteur dengan menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup yang ada sebelumnya (Hamid, 2015)
           Selanjutnya selanjutnya Alexander Ivanovich Oparin dan Harold Urey mengemukakan bahwa pada zaman prabiotik terdapat zat-zat anorganik yang berlimpah misalnya uap air, CO2(karbon dioksida), CH4(metana), dan H2O (hydrogen). Zat anorganik tersebut terbentuk menjadi asam amino karena energy listrik dari petir. Kehidupan pertama di bumi diduga terjadi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Di atmosfer terdapat gas-gas karbon dioksida, metahnna, uap air, dan hydrogen, yang beraksi secara spontan karena energy petir membantuk zat-zat organik. Kehidupan  pertamakali terjadi di laut, berupa organisme bersel satu. Selanjutnya, organisme bersel satu berevolusi membentuk mahluk hidup bersel banyak, dari mahluk hidup tingkat rendah ke mahluk hidup tingkat tinggi, dari mahluk hidup dari lingkungan air ke mahluk hidup yang hidup di lingkungan darat (Muliana)
2.      Rumusan masalah
2.1  Bagaimana mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Francisco Redi?
2.2  Bagaimana mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Lazzaro Spallanzani?
2.3  Bagaimana mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Louis Pasteur?
3.      Tujuan praktikum
3.1  Untuk mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Francisco Redi.
3.2  Untuk mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Lazzaro Spallanzani.
3.3  Untuk mengetahui asal usul kehidupan melalui Percobaan Louis Pasteur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.      Gambaran umum
           Sampai sekarang belum ada seorangpun yang berhasil memecahkan masalah bagaimana asal kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau faham yang diajukan, tapi sampai sekarang belum memberikan jawaban yang memuaskan. Usaha manusia untuk mengetahui bagaimana dan darimana asal kehidupan sudah dimulai sejak jaman Yunani kuno, tetapi kebanyakan hanya berupa mitos (dosso, 2011).
           Menurut dosso (2011) beberapa teori yang pernah diajukan untuk menjawab permasalahan tersebut diantaranya adalah:
1.1  Teori Kreasi Khas (Special Creation) : menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
1.2  Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
1.3  Teori Kosmozoan : menyatakan bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya dari luar angkasa
1.4  Teori Generatio spontanea : menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara mendadak (spontan).
1.5  Teori Abiogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. (Teori ini sering rancu dengan Generatio spontanea, sehingga sering dikatakan bahwa menurut teori Abiogenesis makhluk hidup berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan. Sebenarnya ini dua teori yang berbeda.
1.6  Teori Biogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
1.7  Teori Naturalistik, Evolusi Organik, Neoabiogenesis, atau Oportunistik: menyatakan bahwa kehidupan tercipta melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi berdasarkan pada konsep biologi modern.
Dalam surah Yasin, 36: 77-79 :
Allah berfirman,
مَنْ قَالَ خَلْقَهُ وَنَسِيَ مَثَلاً لَنَا وَضَرَبَ. مُّبِينٌز خَصِيمٌ هُوَ فَإِذَا نُّطْفَةٍ مِن خَلَقْنَاهُ أَنَّا الْإِنسَانُ يَرَ أَوَلَمْ
 عَلِيمٌ خَلْقٍ بِكُلِّ وَهُوَ مَرَّةٍ أَوَّلَ أَنشَأَهَا الَّذِي يُحْيِيهَا قُلْ . رَمِيمٌ وَهِيَ الْعِظَامَ يُحْيِي

“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (QS Yasin: 77-79)

Pada kumpulan ayat diatas Allah memulai dengan menyebutkan kelancangan orang yang menentang hari kebangkitan. Bagaimana ia menjadi seorang penentang padahal Allah telah menciptakannya dari setitik mani yang hina?? Lalu Allah menyebutkan syubhat mereka dalam mengingkari kebangkitan yaitu “mengiyaskan kemampuan Allah dengan kemampuan makhluq”, mereka mengatakan “Apakah ada yang mampu menghidupkan kembali tulang belulang yang telah hancur?” Kalau dilihat dari kemampuan manusia itu memang sesuatu yang mustahil, tetapi bagi Allah yang Maha Mampu maka itu bukan hal yang sulit. Allah mampu menciptakan mereka pertama kali (dari hal yang tidak ada menjadi ada) maka tentu Dia lebih mampu lagi jika sekedar membangkitkan kembali. Oleh karena itu Allah membalas syubhat mereka dengan jawaban yang sempurna, Allah berfirman “Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan daging, mampu mengulang penciptaannya.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang yang berakal.
2.      Gambaran khusus
            Berdasarkan fosil dan perhitungan yang teliti, di duga kehidupan muncul dibumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Para ahli berteori bahwa kehidupan itu terbentuk melalui suatu proses evolusi. Evolusi adalah suatu perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan dalam waktu jutaan dan bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya.
Menurut Muliana(2015) teori maengenai asa- usul kehidupan dapat dibedakan menjadi dua pokok bahasan, yaitu teori abiogenesis dan teori biogenesis.
2.1  Teori Abiogenesis (Spontaneous generation)
     Pertanyaan apakah hidup dan dari manakah asal kehidupan merupakan masalah dari abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk hidup terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut dengan teori generatio spontanea atau abiogenesis. Pendapat itu begitu ekstrima misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat bersal dari bangkai bahkan dari gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam (Yatim, 2013)
           Menurut Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno (384-322 SM),  mahluk hidup terbentuk secara spontan.  Teori ini dikembangkan setelah Aristoteles menemukan belatung yang tiba-tiba mucul pada daging yang membusuk. Akhirnya belatung itu akan menjadi lalat. Dia berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba seperti halnya belatung yang muncul dari daging yang membusuk itu.  Teori ini dikenal sebagai teori Generatio Spontanea. Oleh karena asal dari makhluk hidup itu adalah benad tak hidup maka teori itu di sebut juga teori Abiogenesis.
           Pendukung yang lain adalah John Needham (1700) seorang berkebangsaan inggris. Dia melakukan penelitian dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa menit (tidak sampai steril). Air rebusan dingin tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol dari gabus. Setelah beberapa hari air kaldu berubah menjadi keruh yang disebabakan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu.
           Harold menyatakan bahwa asal usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organic diatmosfir yang berupa gas-gas seperti metan, hydrogen, uap air, dan amoniak yang bereaksi dengan bantuan energy dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembentuk kehidupan. Pendapat ini di dukung oleh Stanley Miller yang berhasil membuktikan percobaan Urey dengan percobaan. Alexander L. Opharin mengemukakan bahwa atmosfer purba banyak mengandung gas-gas metana hidrogen uap air dan amoniak seperti halnya yang dikemukakan oleh Urey namun menurutnya sumber energy yang memungkinkan terjadinya pembentukan senyawa organik berasal dari angkasa luar seperti sinar ultraviolet (Tim Dosen, 2015)
2.2     Teori Biogenesis
Teori Abiogenesis Aristoteles diragukan oleh banyak ahli, diantaranya Francesko Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa mahluk hidup berkembang dari mahluk hidup pula. Teori mereka di namakan teori Biogenesis.
2.2.1  Percobaan Redi
Orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abogenesis adalah Francesko redi, seroang fisikawan Italia. Redi melakukan dua kali pecobaan. Pada percobaannya yang pertama pada tahun 1668, redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua stoples. Stoples satu diisi dengan kerat daging dan di tutup rapat-rapat, sedangkan stoples yang kedua diisi kerat daging dan dibiaran terbuka. Setelah beberapa hari, pada stoples I, pada daging tidak di temukan larva lalat. Pada Stoples 2 daging telah membusuk dan didalam daging terdapat banyak larva. Redi menyimpulkan bahwa larva lalat bukan bersala dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada kertatan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva.
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pendukung teori Abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada stoples satu tidak dapat terjadi karena stoples tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di dalamnya. Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada stoples yang di tutup dngan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil menunjukkan bahwa keratin daging membusuk; pada daging ini di temukan sedikit larva; dan pada kain kasa penutupnya terdapat lebih banyak larva dari pada yang di daging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada daging.
2.2.2  Percobaan Spallanzani
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), biologiwan Italia, pada tahun 1765 melakukan percobaan dengan menggunaan air rebusan daging dan dua macam perlakuan pada labu. Labu I diisi dengan air kaldu, kemudian di panaskan pada suhu 15°C selama beberapa menit, kemudian di biarkan terbuka. Sedangkan labu II diisi air kaldu , di tutup rapat dengan menggunakan sumbat gabus kemudian labu di panaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaannya menunjukkan pada labu I air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Pada Labu II air kaldu tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi kemudian jika labu II dibiarkan terbuka dan dibiarkan lebih lama lagi, air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk seperti hasil labu I.
Kesimpulan Spallanzani adalah pada tabung yang terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan yang bersal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu. Hasil percobaan Spanllanzani di sanggah oleh penganut abiogenesis. Sanggahannya adalah kehidupan pada percobaan Spanlanzani tidak terjadi karena daya hidup tidak masuk ke dalam labu. Menurut mereka, untuk terbentuknya organisme dalam air kaldu di butuhkan udara.
2.2.3        Percobaan Pasteur
Orang yang berhasil menumbangkan tori abiogenesis sehingga tidak tersanggahkan lagi adalah ahli biokimia berkebangsaan Perancis, yaitu Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan pecobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan spanlanzani. Pasteur menggunakan labu berleher sperti angsa. Percobaannya adalah Labu berleher seperti leher angsa diisi air kaldu. Leher angsa itu I buat untuk menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya labu di panaskan untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah itu labu didinginkan dan di letakkan di tempat yang aman. Udara dari luar dapat masuk ke dalam labu. Karena bentuk pipa seperti leher angsa, debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di dasar leher angsa, sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril jadi, didalam labu percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup seperti yang di persoalkan oleh penganut paham abiogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Labu yang berisi air kaldu jernih tersebut di pecahkan lehernya, sehingga labu bersentuhan langsung dengan udara luar secara langsung. Setelah selama beberapa hari di biarkan, air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. 
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.      Waktu dan tempat
              Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/tanggal : Selasa/ 10 November 2015
Pukul            : 15.30 – selesai
Tempat         : Laboratorium Animal Hutbandry Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
2.      Alat dan Bahan
        Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 
2.1  Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
2.1.1        Percobaan Francisco Redi menggunaka toples dengan penutupnya, kain kasa, cawan petri.
2.1.2        Lazzaro Spallansani menggunakan tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, penjepit, rak tabung, sumbat gabus bunsen dan cutter.
2.1.3        Louis Pasteur menggunakan labu Erlenmeyer, pipa kapiler, sumbat gabus dan Bunsen. 
2.2  Bahan
            Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
2.2.1        Percobaan Francisco Redi menggunakan daging ayam segar.
2.2.2        Lazzaro Spallansani menggunakan air kaldu.
2.2.3        Louis Pasteur menggunakan air kaldu.
3.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Mengisi tiga toples dengan sekerat daging segar
3.1 Percobaan Francisco Redi
 Mengisi toples I dengan daging tanpa tutup

Mengisi toples II dengan daging lalu ditutup dengan kain kasa
       
Mengisi toples  III dengan daging lalu ditutup rapat

Mengamati toples tersebut setiap hari selama seminggu

mengamati apa yang terjadi

Menyiapkan empat buah tabung reaksi yang bersih dan steril dan masing-masing diisi dengan air kaldu ayam atau sapi.
3.2 Percobaan Lazzaro Spallanzani
Mengisi tabung I dengan 10 ml air kaldu lalu di tutup tanpa dipanaskan
Mengisi tabung II denga 10 ml air kaldu lalu memapanaskan dan tanpa ditutup.
                              
Mengisi tabung III dengan 10 ml air kaldu lalu menutup dan mensterilkan (memanaskan).

Mengisi tabung IV denagn 10 ml air kaldu tanpa menutup dan memanaskan.


mengamati tabung setiap hari selama seminggu.
 3.4   Percobaan Louis Pasteur
Menyiapkan labu kemudian mengisi dengan 10 ml air kaldu lalu menutup dan menghubungkan dengan pipa berbentuk leher angsa dan dipanaskan sampai steril.

Membiarkan labu tersebut selama tiga hari, pengamatan,apa yang tearjadi?
                              
Miringkan labu hingga air kaldu menyentuh pipa leher angsa.

mengamati perubahan yang terjadi satu hari setelah labu dimiringkan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil Pengamatan
            Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.1  percobaan Francisco Redi

No
Hari/ tanggal
Toples
Toples I
Toples II
Toples III
1.
Selasa/
10-11-2015
·   Segar
·   Warna putih
·   Segar
·   Warna putih
·   Segar
·   Warna putih
2.
Rabu
11-11-2015
·   Mulai coklat
·   Mengkerut
·   Mulai berbau
·   Mulai coklat
·   Mulai berbau
·   Ada organisme
·   Tidak berbau
·   Warna pucat
·   Berlendir
3.
Kamis
12-11-2015
·   Bau tidak terlalu menyengat
·   Mulai ada bintik-bintik putih
·   Mengkerut dan keras
·   Warna coklat
·   Bau menyengat
·   Warna coklat
·   Ada bintik putih
·   Terdapat organisme
·   Sangat bau
·   Lunak dan berlendir
·   Warna pucat
4.
Jum’at
13-11-2015
·   Bau tidak menyengat
·   Warna coklat
·   Terdapat organisme
·   Mengkerut dan keras
·   Bau tidak menyengat
·   Warna coklat
·   Terdapat organisme
·   Keras
·   Sangat berbauwarna pucat
·   Lunak dan berlendir
·   Warna pucat
5.
Sabtu
14-11-2015
·   Warna coklat kehitaman
·   Keras
·   Bau mulai hilang
·   Warna coklat
·   Mengkerut dan keras
·   Bau tidak menyengat
·   Terdapat belatung
·   Sangat bau
·   Warna pucat
·   Keras
·   Lunak dan berlendir
6.
Minggu
15-11-2015
·   Warna coklat
·   Berbau
·   Tekstur keras
·   Warna coklat tua
·   Mengkerut dan keras
·   Berbau terdapat belatung
·   Sangat berbau
·   Warna pucat
·   Lunak dan berlendir
7.
Senin
16-11-2015
·   Warna coklat tua
·   Berbau tekstur keras
·   Ada organisme
·   Warna coklat tua
·   Berbau
·   Keras
·   Ada organisme
·   Sangat berbau
·   Warna pucat
·   Lunak dan berlendir
2.1  Percobaan Lazzaro spallanzani

No
Hari
/tanggal
Tabung
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
1.
Selasa
10-11-2015
·   Bau air kaldu
·   Bergelem-bung
·   Warna iar kaldu
·  Bau air kaldu
·  Warna iar kaldu
·  Mengendap
· Bau air kaldu
· Bergelembu-ng
· Barna air kaldu
· Bau air kaldu
· Warna keruh
2.
Rabu
11-11-2015
· Bau air kaldu
· Warna mengkeruh
· Bergelem-bung
· Ada endapan
·  Warna mengkeruh
·  Terdapat endapan
·  Bau air kaldu
· Warna mengkeruh
· Terdapat endapan
· Terdapat uap air
· Bau air kaldu
· Warna mengkeruh
· Sedikit endapan
3.
Kamis
12-11-2015
· Bau mulai hilang
· Endapan mengapung
· Warna mengkeruh
·  Bau basi
·  Mengkeruh
·  Ada endapan
· Bau sudah hilang
· Warna mengkeruh
· Ada endapan
· Ada uap air
· Bau basi
· Mengkeruh
· Ada endapan
4.
Jum,at
13-11-2015
· Bau basi
· Endapan mengapun
· Mengkeruh
·  Warna mengkeruh
·  Ada endapan
·  Bau basi
· Mengkeruh
· Bau basi
· Ada endapan
· Terdapat uap air
· Bau basi
· Warna kekuningan
· Ada endapan
5.
Sabtu
14-11-2015
·  Bau basi
·  Ada endapan
· Warna kekuningan
· Warna kuning
· Ada endapan
·  tidak berbau
·  Warna benin
·  Bau basi
·  Ada endapan
· Ada uap air
· Warna kekuningan
· Ada endapan
· Berbau
6.
Minggu
15-11-2015
· Warna kekuningan
· Bau basi
· Endapan mengapun
·  Warna jernih
·  Tidak berbau
·  Ada endapan
·  Ada jamur warna kuning coklat
· Warna jernih
· ada endapan
· Bau basi
· Terdapat uap air
· Warna benin
· Ada endapan
· Tidak berbau
· Ada jamur warna kuning coklat
7.
Senin
16-11-2015
· Warna kuning
· Bau basi
· Ada jamur
· Ada endapan
·Warna jernih
·Tidak bau
·Ada endapan
·Ada jamur berwarna kuning coklat
· Warna jernih
· Berbau
· Ada endapan 
· Terdapat uap air
· Warna kuning
· Ada endapan
· Berbau
· Ada jamur berwarna kuning coklat

2.2  Percobaan Louis Pasteur
2.2.1   Sebelum dimiringakan
No
Hari/tanggal
Tabung leher angsa
1.
Selasa/10-11-2015
· Tidak berbau
· Warna air kaldu
· Tidak ada endapan
2.
Rabu/11-11-2015
· Tidak berbau
· Warna air kaldu
· Ada endapan
3.
Kamis/12-11-2015
· Tidak berbau
· Warna air kaldu
· Ada endapan
2.2.2   Sesudah  dimiringkan
No
Hari/tanggal
Tabung leher angsa
1.
Jum’at/13-11-2015
· Warna keruh
· Endapan mulai berkurang
· Berbau amis
2.
Sabtu/14-11-2015
· Warna keruh
· Endapan  berkurang
· Berbau amis
6.
Minggu/15-11-2015
· Warna keruh
· Endapan berkurang
· Berbau amis
7.
Senin/16-11-2015
· Warna keruh
· Endapan berkurang
· Bau tidak terlalu menyengat
2.      Pembahasan
Adapun pembahasan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
2.1  Percobaan Francisco Redi
Francisco Redi melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging ayam yang ditempatkan dalam toples. Ketiga toples di tempatkan ditempat yang sama selama 7  hari. Toples I dibiarkan terbuka, hari pertama daging ayam masih segar dan berwarna putih. Hari kedua warna berubah menjadi kecoklatan, mengkerut dan mulai berbau. Hari ketiga sampai hari terakhir perubahan semakin nampak, warna berubah menjadi coklat kehitaman, terdapat belatung, bau semakin menyengat dan tekstur keras. Hal ini disebabkan karena toples tidak ditutup sehingga lalat hinggap pada daging dan meninggalkan telur hingga telur tersebut menetas dan menjadi belatung. toples II ditutup dengan kain kasa, hari pertama daging ayam masih segar dan berwarna putih. Hari kedua warna berubah menjadi kecoklatan dan mulai berbau. Hari ketiga sampai hari terakhir perubahan semakin nampak, warna berubah menjadi coklat tua, berbau, tekstur keras dan terdapat belatung. toples III di tutup rapat, hari pertama daging ayam masih segar dan berwarna putih. Hari kedua warna berubah menjadi putih pucat dan berlendir. Hari ketiga sampai hari terakhir perubahan semakin nampak, daging semakin lunak, berlendir dan berbau.
2.2  Percobaan Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan menggunakan bahan air kaldu yang ditempatkan dalam tabung. Ketiga tabung di tempatkan ditempat yang sama selama 7  hari. Tabung I ditutup tanpa dipanaskan, hari pertama air kaldu masih berwarna bening, tidak berbau, dan tidak ada endapan. Hari kedua sampai hari terakhir air kaldu menjadi keruh berwarna kuning, berbau basi, terdapat jamur dan ada enadapan. Hal ini disebabkan karena air kaldu yag masih mengandung mikroorganisme karna air kaldu tidak dipanaskan. Tabung II dipanaskan tanpa di tutup, hari pertama air kaldu masih berwarna bening, tidak berbau, dan terdapat endapan. Hari kedua sampai hari terakhir air kaldu menjadi keruh, ada endapan dan ada jamur berwarna kuning coklat. Tabung III ditutup dan dipanaskan, hari pertama air kaldu masih berwarna bening dan terdapat uap air. Hari kedua sampai hari terakhir air kaldu berbau, ada endapan dan uap air semakin bertambah. Tabung IV tanpa ditutup dan dipanaskan pertama air kaldu masih berwarna bening dan tidak berbau. Hari kedua sampai hari terakhir air kaldu berubah menjadi warna kuning ada endapan dan berbau.
2.3  Percobaan Louis Pasteur
Percobaan Louis Pasteur menggunakan air kaldu dan tabung berleher angsa. Pada pengamatan hari pertama sampai hari ketiga posisi tabung tegak lurus dimana air kaldu berwarna keruh dan terdapat endapan. Kemudian pada hari ketiga tabung mulai dimiringkan, terlihat perubahan mulai dari warna air kaldu yang semakin keruh terdapat endapan dan berbau. Berdasarkan hasil pengamatan, hal demikian disebabkan karena terkontaminasi dengan udara dan bakteri yang terdapt pada tabung leher angsa setelah dimiringkan.

BAB V
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.1  Berdasarkan percobaan Fransisco Redi yang melakukan percobaan dngan menggunakan bahan daging ayam segar yang ditempatkan dalam toples dan diberi perlakuan. Toples I diisi daging segar dan dibiarkan terbuka, toples II daging segar dan ditutup dengan kain kasa dan toples II daging segar dan ditutup  rapat. Setelah diamati selama seminggu dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari telur (omne vivum ex vivo).
1.2  Berdasarkan percobaan Lazzaro Spallanzani yang melakukan percobaan dngan menggunakan bahan air kaldu yang ditempatkan dalam tabung dan diberi perlakuan. Tabung I ditutup tanpa dipanaskan, tabung II dipanaskan tanpa ditutup , tabung III ditutup dan dipanaskan dan tabung IV tanpa ditutup dan dipanaskan. Setelah diamati selama seminggu dapat disimpulkan bahwa setiap telur berasal dari makhluk hidup (omne vivum ex vivo).
1.3  Berdasarkan percobaan Louis Pasteur yang melakukan percobaan  menggunakan air kaldu dalam labu yang ditutup dan selanjutnya dihubungkan dengan pipa berbentuk leher angsa, kemudian dipanaskan setelah dingin dibiarkan dan diamati tiga hari, kemudian hari selanjutnya labu dimirinhkan dan diamati kembali selama hari ketujuh. Dapat disimpulkan bahwa semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo)
2.      Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah apabila mengamati percobaan praktikum harus teliti dalam membedakan warna, bau, endapan agar mendapatkan hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Desy. 2012. Rahasia inti biologi. Medan : ozproduction
Alim, Tanri, 2013. Biologi Sel dan Motekuler. www.biologi.com (Diakses pada tanggal 10 November 2015)
Ferdinand, Factor, 2007. Biologi. Jakarta timur: Visindo
Gunawan, 2007. Biologi. Jakarta: Gransindo
Hamid, Muliana Gunawan, 2011.Pdf-asal-usul-kehidupan. dokumen.tips.html (Diakses pada tanggal 10 November 2015)
Hamid, Muliana Gunawan, 2015.Pdf-asal-usul-kehidupan. dokumen.tips.html (Diakses pada tanggal 10 November 2015)
Isahi, Dosso Sang. 2011.Asal Usul Kehidupan. www. Biologimediacentre.com (Diakses pada tanggal 10 November 2015)
Mousir, Kang, 2012. Konsep Hidup dan Kehidupan. www.pintarbiologi.com (Diakses pada tanggal 10 November 2015)
Santoso, Begot,2007. Biologi. Jakarta:Inter Plus
Sitiawati, Tetty.Dkk 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Aska Press
Sridianti, 2015.Perbedaan antara abiogenesisi dan biogenesisi. www.Sridianti .com (Diakses pada tanggal 10 Novembe 2015r)
Sudjadi, Bagod, 2007. Biologi. Bandung: Yudisthira
Sartono,Agus, 2007. Mini Smart Book Biologi. Yogyakarta: Indonesia Tera
Tim Dosen, 2015.Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi

Yahya, Harun. Manusia dan Alam Semesta. www.digital-library.surabaya.go.id (Diakses pada tanggal 10 November 2015)

Yatim, Wildan,2013. Biologi umum. Bandung: Tarzito

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS