CONTOH PIDATO AGAMA: MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT.
Yang terhormat bapak dosen bahasa Indonesia,
Hadiri teman-teman yang berbahagia
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Puji syukur ke hadirat Allah swt. Yang telah memberikan kita sekalian nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga kita masih bisa menjalankan aktivitas keseharian kita sebagai mahasiswa yakni kuliah
. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw., sebagai Rasul junjungan dan pedoman bagi umat Islam, beliau yang telah memberikan kita pemahaman bahwa semua fasilitas hidup yang kita rasakan di dunia ini adalah kado hibah dari Allah swt.
            Hadirin yang berbahagia,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkalah saya menyampaikanpidatodengan judul ” MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT.
            Hadirin yang berbahagia,
            Sangat sederhana sekali, jika kita mendefinisikan bahwa, mensyukuri nikmat Allah artinya menberikan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Sangat penting kita pahami bersama bahwa semua fasilitas hidup yang kita rasakan adalah pemberian Allah swt. Namun terkadang manusia, barulah mengatakan nikmat dari Allah apabila hal itu berupa harta yang banyak, kedudukan yang tinggi, serta Rezeki yang berlimpah, padahal semua fasilitas hidup yang kita rasakan adalah nikmat yang tiada terhitung nilainya dari Allah swt., buktinya, saya sangat yakin, bahwa diantara kita, tidak ada satu pun orang yang berakal mau menukarkan satu biji matanya dengan harga uang seratus juta, bahkan lebih dari itu. Kenapa kita tidak mau hadirin?. Karena tak sebanding antara nikmat yang Allah titipkan kepada kita dengan uang dan harta benda apapun.
            Allah swt., tidak pernah meminta imbalan sedikitpun, bahwa oksigen yang engkau gunakan setiap bayar pajaknya sekian, sinar matahari yang engkau gunakan bayar pajaknya sekian, tidak pernah sedikitpun. Allah swt., hanya meminta bahwa terimalah nikmatku dengan baik dan manfaatkanlah kepada yang baik pula. Allah swt., menjajikan kepada hambanya yang mensyukuri nikmat-Nya di dalam surah Ibrahim ayat tujuh yang Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, barang siapa mensyukuri nikmat-Ku maka akan kutambahkan, dan barang siapa yang mengingkari nikmat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Hadirin yang berbahagia,
            Janji Allah swt., tadi pasti adanya dan pasti tertepati, oleh karena itu hadirin, umur kita yang sudah belasan bahkan puluhan tahun ini, marilah kita habiskan dalam amaliya-amaliyah yang bermanfaat, jangan sampai disaat orang pada shalat malah kita sibuk chatingan. Jangan sampai kita meneriakkan amar ma’ruf malah kita bergeliman dalam kemungkaran. Kemanakah kita saat kalimat adzan dikumandangkan? Turutkah kita memeriahkan shalat jamaah? Atau malah sibuk BBM-an, facebook-an, streaming youtube, dan sebagainya. Di saat diminta berderma sebagian harta yang Allah titipkan kepada kita, betulkah kita mengulurkan tangan membantu meringankan beban saudara muslim? Atau malah menghina, mencibiri, bahkan mengejek saudara kita. Harta halal yang kita dapatkan dari hasil jeri payah orang tua? Betulkah kita gunakan untuk menggali potensi dan mencari jati diri? Atau malah terkuras di keluyuran malam, patungan membeli minuman yang memabukkan, bahkan sudah berani main sabu-sabuan, narkoba-narkobaan, inikah yang dimaksud mensyukiri nikmat Allah? Ternyata bukan, bahkan seribu kalipun kita mengucapkan kalimat “syukur dan mensyukuri nikmat Allah” malahan semakin jauh dari makna mensyukuri nikmat Allah swt.,
            Hadirin yang berbahagia,
            Begitu berkasih sayangnya Allah kepada kita, namun kita balas kasih sayang Allah dengan kekafiran dan mengingkarinya. Padahal sedikitpun Allah tidak pernah meminta imbalan kebaikannya. Allah swt., hanya meminta bahwa terima nikmatku dengan baik dan mampu manfaatkan kepada yang baik pula.
            Hadirin yang berbhagia
            Sebagai kesimpulan,
1.    Mensyukuri nikmat Allah swt., artinya memberikan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepada kita.
2.    Mensyukuri nikmat Allah, bukan dengan ucapan belaka bahwa “saya mensyukuri nikmat Allah”, tetapi sembari itu juga dapat di manfaatkan nikmat Allah itu di jalan yang di ridhai oleh Allah swt.


Demikian pidato yang saya sampaikan, jika ada benarnya datangnya dari Allah swt., dan jika ada salah itu datangnya dari pribadi yang berbicara, jangan salahkan islam tetapi salahkanlah pribadi yang berbicara yang tak luput dari kesalahan. Dan saya akhiri dengan ucapan, hadanallahu ajmain, tsumma, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS